PANGANDARAN - Komite Paralimpiade Nasional Indonesia adalah organisasi pembina atlet penyandang disabilitas di Indonesia, Didirikan pada 31 Oktober 1962 bertempat di Surakarta. Seiring dengan perjalanan waktu dan perubahan, sehingga nama organisasi berubah menjadi National Paralympic Committee (NPCI) ditetapkan dengan diikuti perubahan Akta Notaris Nomor 32 tanggal 30 Agustus 2010
National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) merupakan satu-satunya wadah keolahragaan penyandang disabilitas yang berwenang mengkoordinasikan dan membina setiap dan seluruh kegiatan olahraga prestasi penyandang disabilitas.
Hal tersebut diungkap oleh Ketua NPCI Kab Pangandaran Wahyu Hidayah pada saat Perayaan HUT NKRI dan Penyampaian Apresiasi dari Kepala Desa Sukahurip kepada atlet NPCI Kabupaten Pangandaran 'Imas Yuniar' peraih 2 medali emas dan 2 medali perak, di Lapang Munggang Pilar Desa Sukahurip saat memperingat HUT ke-77, Rabu(7/8/2022)
Wahyu mengatakan, bahwa NPCI Pangandaran dibentuk pada tahun 2016 lalu. Hal tersebut bertujuan untuk merangkul dan membina penyandang disabilitas yang ada di Kabupaten Pangandaran menjadi atlet yang berprestasi.
Wahyu mengatakan, dalam membentuk wadah NPCI tersebut tidaklah mudah, selain minimnya anggaran juga kurangnya pemahaman para orangtua untuk mengizinkan anak-anaknya yang mengalami kekurangan pada anggota tubuh untuk bergabung di NPCI.
Wahyu menjelaskan Untuk menghadapi Peparda VI di Kabupaten Bekasi mendatang, NPCI Kabupaten Pangandaran sedang mempersiapkan atlet untuk cabang olah raga Renang, lari , renang dan Catur.
" Untuk mempersiapkan Peparda VI di Kabupaten Bekasi mendatang, kami sedang melakukan latihan para atlet " katanya
" Kami berikan motivasi kepada semua atlet, seorang Imas Yuniar adalah bukti, bahwa seorang difabel pun mampu berprestasi dan membuat harum nama kabupaten Pangandaran di kancah olah raga Nasional " imbuhnya.
Krisna Aji (18), atlet difabel cabang olahraga catur dari National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Kabupaten Pangandaran, tetap semangat berlatih untuk mengikuti ajang pesta Pekan Paralimpik Daerah (Peparda) VI di Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.
Dikatakan Krisna, dirinya berlatih bersama kedua atlet catur yang lain, tiga kali dalam satu minggu, yaitu hari Kamis, Jumat dan Sabtu.
Krisna pernah meraih juara satu di cabang olahraga catur kelas SDLB/SMPLB/SMALB, dalam ajang Olimpiade Olahraga Siswa Nasional Tingkat Provinsi Jawa Barat pada tahun 2018. Untuk itu, dalam menghadapi Peparda VI di Kabupaten Bekasi dirinya optimis untuk merebut medali emas.
“Walaupun latihan serba keterbatasan, kekurangan dalam segi finansial, jangankan ada uang saku untuk kita para atlet, untuk beli vitamin dan transportasi aja belum ada. Tapi walaupun begitu, saya tetap bersemangat latihan untuk merebut medali emas nanti, saya akan persembahkan untuk Kabupaten Pangandaran, ” ungkap Krisna kepada Media Indonesia satu Group, Jumat (28/10/2022).
“ Mohon doa dan dukungan dari semua warga Pangandaran, Semoga saya menjadi atlet difabel kebanggaan pangandaran, ” tambahnya.
Titan Ruhimat (44) pelatih Cabang Olah Raga Catur mengatakan kalau para atlet catur yang Dia bina, terlihat sangat antusias dan semangat latihan untuk persiapan menghadapi Peparda VI di Kabupaten Bekasi mendatang.
Atlet yang akan dipersiapkan untuk Peparda VI ada 3, kata Titan, atlet dengan tuna daksa ada dua, dan satu tunanetra total.
“Kita ini sangat dikejar waktu, karena Peparda VI ini akan digelar mulai 22 November 2022 mendatang. Oleh karena itu, tidak ada waktu lagi bagi tim Catur NPCI Pangandaran selain berlatih jika ingin meraih medali emas, ” ungkap Titan.
Timnya harus terus berlatih dengan konsisten, karena Peparda VI tinggal sebulan kurang, meskipun kenyataannya kata Titan, pihaknya masih menunggu suntikan uang saku bagi para atlet.
“Untuk sekadar makan dan minuman, tentu kami masih bisa rogoh kocek dari saku sendiri, Tapi kalau sudah bicara uang untuk transportasi dan beli vitamin, ini yang membuat kami bingung, ’’ paparnya.
Titan percaya NPCI Kabupaten Pangandaran sebagai induk organisasi para atlet disabilitas dan tempatnya bernaung, telah bekerja dan melakukan sesuatu untuk atlet dan pelatihnya secara maksimal.
‘’Saya percaya pak Wahyu (Ketua NPCI Kabupaten Pangandaran) dan pengurus lainnya sudah berusaha optimal demi membuat para atlet nyaman dan tenang berlatih. Tapi kalau masalah anggaran untuk ajang Peparda VI ini, tentu pemerintah daerah harus memikirkan dan mendukungnya, ’’ jelas Titan.
Kadang-kadang katanya lagi, kasian kepada pelatihnya, jaraknya sangat jauh dari rumah ke tempat latihan, dia harus bolak-balik menggunakan sepeda motor di musim hujan saat ini.
“Dia sering nekad berangkat dan pulang hujan-hujanan, sampai rumah tidak punya vitamin untuk menjaga kondisi tubuh, coba bayangkan saja, ” tandasnya.(***/MISG)