PANGANDARAN JAWA BARAT - Selaras dengan visi pemerintah daerah "Kabupaten Pangandaran menuju wisata yang mendunia" sudah seharusnya mempunyai Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD), karena ini kan amanat undang-undang...ya, selain untuk meningkatkan kunjungan, juga bisa membantu kemajuan dunia pariwisata itu sendiri.
Seperti disampaikan Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Pangandaran, Agus Mulyana, jika bicara kunjungan wisatawan ke Pangandaran sejak dulu juga jika akhir pekan dan liburan pasti akan dipadati pengunjung, tapi dengan terbentuknya BPPD diharapkan arus kunjungan wisatawan ke Pangandaran di saat weekday occupansinya bisa naik.
“Dulu saat saya masih jadi pemandu wisata, ketika weekday Pangandaran biasa dipenuhi oleh ribuan turis mancanegara, “ ungkap Agus, saat diwawancari oleh beberapa wartawan, di gedung Setda Pemkab Pangandaran, Selasa (29/03/2022).
Tapi yang diinginkan PHRI, kata Agus, ramainya wisatawan ini bukan hanya terjadi saat weekend saja...ya, kami ingin seperti yang terjadi beberapa tahun lalu, biasanya Pangandaran akan ramai dikunjungi ribuan wisatawan mancanegara (wisman) biasanya pada bulan juni, juli dan di bulan agustus, lalu keramaian tersebut disambung pada bulan berikutnya oleh wisatawan domenstik (lokal) sehingga saat itu occupansi kunjungan wisatawan merata.“Tapi kalau sekarang weekday sepi, baru pada weekend kunjungan meningkat, “ ucapnya.
Agus menyebut pariwisata Pangandaran memang sangat membutuhkan kehadiran BPPD karena dengan keberadaanya itu yakin akan mampu menyeimbangkan arus kunjungan wisatawan. Karena dengan adanya BPPD imbuh Agus, nantinya promosi pariwisata Pangandaran akan berjalan yang tentunya semua program kepariwisataan Pangandaran pun bisa terakomodir.
Dan sejauh ini, imbuh Agus PHRI terus mendorong terkait personalitynya, karena BPPD ini harus memenuhi 9 unsur, pertama dari penggiat pariwisata harus 4 orang, penerbangan 1 orang, akademisi 1 orang, jurnalis 2 dan tokoh masyarakat 1.Untuk menentukan siapa yang akan menjadi pengurus BPPD ini mungkin PHRI terpaksa harus menjadi inisiator tapi stakeholdernya tetap ada pada Dinas Pariwisata.
*Jadi kita sebagai penggiat pariwisata sipatnya hanya mendorong dan memberikan masukan, untuk urusan personality yang nantinya akan jadi pengurus BPBD ini, ” jelas Agus. Sebagai penggiat pariwisata sipatnya kami hanya mendorong dan memberikan masukan.
Agus menambahkan, ke depan PHRI akan melakukan seleksi karena PHRI ingin nantinya yang duduk di BPPD ini orang yang mempunyai jiwa di pariwisata jangan ketika sudah dibentuk lalu diam karena tidak mengerti program promosi yang harus dijalankan, apalagi untuk promosi ke luar negri (ke Eropah) it's has to done by the right man on the right place.
Tambah Agus...ya karena khusus untuk promosi ke luar negri itu minimal harus mampu membuat Itenerarry disalin kedalam beberapa bahasa sesuai dengan negara mana tujuannya. Kerjanya, kita harus Menjalin kerjasama dengan Travel Biro negara-negara Eropah.Misal : sebagai provider, kita buka web yang didalamnya itenerarry lengkap. Terus web kita berikan password-nya ke koneksi kita atau juga ke rekan kita yang ada di belanda, jerman, inggris dan negara eropa lainnya "minta mereka untuk buka web kia dan mepromosikannya. Ini hanya bisa dilakukan oleh orang tertentu, " tandas Agus.
Sedangkan jika promosi untuk menghadirkan wisatawan domestik, itu kan mudah....ya karena bisa dilakukan oleh pihak perhotelan ataupun Provider lokal.
Sementara PHRI hingga saat ini belum mengajukan nama, namun ketika sudah ada personality calon yang akan duduk di BPPD, PHRI akan membuat semacam pleno untuk menetukan siapa yang jadi ketua, wakil ketua dan seterusanya.
“Jadi nantinya ketika PHRI mengusulkannya sudah setengah matang, minimlal akan mengkerucut sesuai apa yg kita inginkan, “ pungkasnya.
(Anton AS)